Senin, 12 Agustus 2013

Puisi: Minoritas dalam Sisi Gelap


Ini adalah sedikit catatan pertama trimester kelas XII. awal dimana cobaan membombardir kami, 22 anak Bahasa. Tapi itu hanya awal, dan mereka tidak bisa memaki di akhir cerita kami, kaum minoritas :)

Minoritas dalam Sisi Gelap


Waktu di triwulan
Angan berhembus teriring angin
Hari ke hari asa terkikis hujat
Yang menderas bagai hujan
Urung melawan, hanya diam dalam tekanan

Nilai dan ilmu kini tak berkawan
Angkuh sang maha korbankan siwa
Nilai dan ilmu tak berelasi
Duakan kualitas demi kuantiti
Acuhkan semboyan, kecewakan Ki Hajar

Kimia tak dapat bereaksi dengan majas
Unsur tanah tak bermajemuk dalam unsur kalimat
Seismograf tak mengukur tekanan dalam batin
Uranium tak bermetafora dalam sajak
Meskipun tersisa satu ruang bukan lima ruang
Atmosfer kebahasaan melingkup bahasa dunia

Perih dirasa setiap para lisan memaki, tanpa memberi solusi
Entah daya apalagi tuk berlanjut di purna didik nanti
Reputasi tetap jadi intuisi
Tampilan muka tak bergeming saat di uji
Ingin hati mencoba mengakhiri klimaks ini
Walau usaha dilakoni tapi kebencian membutakan kondisi
Inikah nasib minoritas, yang terabai dalam label kedewasaan?

1 komentar: